Beranda Kolom Krisis Gaza Memburuk Seiring Meluasnya Kelaparan dan Mandeknya Perundingan Damai

Krisis Gaza Memburuk Seiring Meluasnya Kelaparan dan Mandeknya Perundingan Damai

Warga Palestina mengambil bantuan kemanusiaan di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, pada 5 Agustus 2025. (Carapandang/Xinhua/Rizek Abdeljawad)

0
Xinhua

   Terlepas dari seruan tersebut, upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan masih sangat tidak memadai. Meskipun Israel telah mengizinkan pengiriman bantuan via udara secara terbatas dan beberapa konvoi bantuan, bantuan yang masuk ke Gaza masih belum mencukupi, demikian ungkap Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA). Konvoi-konvoi terus menghadapi rintangan dan bahaya di sepanjang rute yang dipetakan oleh otoritas Israel.

   Sementara itu, banyak warga dilaporkan terus menjadi korban tewas dan terluka saat berusaha mendapatkan makanan. Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights/OHCHR) pada Jumat (1/8) mengatakan bahwa 1.373 pencari bantuan tewas di Jalur Gaza sejak akhir Mei, sebagian besar tewas oleh militer Israel.

Warga Palestina menunggu untuk menerima makanan gratis dari pusat distribusi makanan di Gaza City pada 2 Agustus 2025. (Carapandang/Xinhua/Rizek Abdeljawad)

PERUNDINGAN TERHENTI

   Ketika Gaza semakin terperosok ke dalam krisis kemanusiaan yang kian parah, peluang untuk tercapainya gencatan senjata tetap sangat kecil.

   Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (31/7), Hamas menegaskan kembali kesediaannya melanjutkan perundingan untuk gencatan senjata permanen dan penarikan mundur Israel secara penuh, namun hanya jika krisis kemanusiaan di Gaza mengalami perbaikan yang signifikan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here